Facebook SDK

ASAL - USUL TAREMPA PART 2

I. Datuk Kaye Dewa Perkase dan Putri Sri Balau Serak

Untuk mengatur kehidupan mereka sehari-hari agar lebih sempurna, maka berangkatlah mereka untuk mencari seorang pemimpin yang akan mengepalai kampung di Gunung Kute itu. Adapun pimpinan itu haruslah seorang dari para kepala Lanon yang paling kaya dan paling banyak harta rampasannya. Disamping itu juga ianya haruslah seorang yang gagah berani dan disegani para Lanon-lanon yang ada di wilayah itu maupun oleh para tawanan mereka. Tugasnya adalah mengepalai perkampungan Gunung Kute itu dan karena harta rampasannya maka pimpinan yang diangkat itu tidak perlu lagi untuk pergi merampok Gunung Kute sebagaimana mestinya seorang pemimpin.

Maka pemilihan itu jatuh kepada seorang Kepala Lanon yang memang gagah dan ditakuti oleh para Lanon di Gunung Kute itu dan memiliki harta yang banyak.

Setelah pengangkatannya menjadi pemimpin di Gunung Kute itu maka bergelarlahlah ia dengan gelar "Datuk Kaye Dewa Perkase".

Datuk Kaye Dewa Perkase itu mempunyai seorang isteri bekas tawanannya dari Temasik. Dari perkawinan mereka itu lahirlah seorang putri yang teramat elok parasnya. Putri tersebut bernama "Putri Sri Balau Serak".

Menurut hikayat yang kita ketahui dari cerita orangtua-tua daerah ini, sewaktu putri lahir, salah sebuah pohon balau (sejenis kayu yang terdapat di Gunung Kute sampai sekarang) menyeak (merekah). Dan untuk memperingati kejadian itulah maka puteri itu diberi nama Putri Sri Balau Serak.

Begitulah kehidupan di Gunung Kute itu berlangsung dibawah Datuk Kaye Dewa Perkase selama bertahun-tahun. Datuk Kaye memerintah dengan segala kebijaksanaannya, mengatur angkatan Lanon-lanon yang dikenal sebgai Lanon dari negeri Campa. Dan berkat kepemimpinannya mengatur angkatan Lanon yang bersarang di Laut Cina Selatan itu diketahui oleh kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaya, Temasik, pelaut-pelaut dari Tiongkok dan juga disegani oleh para Lanon dari Negeri Sulu (Filipin) dan Lanon-lanon lainnya.

Datuk Kaye juga memperhatikan tawanannya dan memperlakukan mereka secara adil. Siapa yang bersalah tetap dihukum, baik kepada Lanonnya maupun para tawanannya.

Penjelasan :

Mengenai Datuk Kaye Dewa Perkase ini pernah diceritakan dan disiarkan oleh Radio Malaysia dalam ruangan sya'ir Sri Siantan pada tanggal 18 May 1969 pada pukul 20.30, yg berbunyi sbb :

"Tinggi-tinggi Gunung Siantan
Dew Perkase Hulubalangnya
Tidak setia kepada Bantan
Negeri Campa Konon asalnye"

Dalam bagian lain sya'ir Sri Siantan itu ada pula yang menyebutkan:

"Molek-molek Dare Siantan
Sri Balau Nama elok Puan
Siang dan Malam Jadi Sebutan
Buat Penghibur hati yang Rawan"

"Disaat Bulan telah purnama
Putripun lahir keatas dunie
Balau bertuah turut bersuke
Menyelakan dahannya dengan seketike"


Dengan berpedoman kepada kata-kata sya'ir penyusun menarik kesimpulan bahwa pemimpin pertama Gunung Kute adalah Datuk Kaye Dewa Perkase dan putrinya bernama Sri Balau Serak. Disamping itu dari cerita/hikayat yang kami kumpulkan dari orang tua-tua asli daerah ini punya pertalian darah dengan Dewa Perkase senada dengan sya'ir Sri Siantan itu.

 dikutip dari http://irmasaddono.blogspot.com

Post a Comment

Previous Post Next Post